A. PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuna dan teknologi saat ini membuat organisasi dihadapkan pada suatu tantangan dalam menghadapi persaingan. Kualitas SDM merupakan salah satu faktor kunci daya saing organisasi. Setiap organisasi dituntut untuk memiliki keunggulan bersaing agar tetap bertahan yang didukung dengan intelegensi organisasi untuk mengelola pengetahuan melalui proses belajar berkelanjutan. Dengan permasalahan dan juga kemajuan yang ada, berarti setiap organisasi dituntut untuk dapat berkompetisi dan meningkatkan daya saingnya agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan bertahan di era yang semakin canggih dengan kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi. Kemampuan organisasi untuk berkompetisi dan mengikuti perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi pastinya perlu dukungan dari individu-individu yang ada di dalam organisasi tersebut. Seperti yang disebutkan oleh Ducker (1992), bahwa pada saat ini kita berada pada zaman revolusi komunikasi, organisasi harus memiliki pengetahuan eksplisit (know how) dan pengetahuan tasit (know why). Serta ilmu yang dimiliki oleh setiap individu di dalam organisasi adalah kunci keberhasilan untuk meningkatkan kesejahteraan organisasi dan kesejahteraan para individu di dalamnya.
Sebagai organisasi pembelajaran (learning organization) lembaga pendidikan dan pelatihan harus mampu melahirkan manusia-manusia pembelajar. Manusia pembelajar merupakan orang yang menempatkan perbuatan belajar dalam totalitas skema kehidupannya. Membentuk manusia pembelajar dalam makna luas tidak bisa instan, melainkan melalui sebuah proses evolusi kesadaran. Diperlukan keseriusan dan rentang waktu yang panjang untuk mencapainya (Danim, 2005:18)
Organisasi yang dapat bersaing harus mengembangkan budaya belajar dan menjadi organisasi pembelajar. Organisasi pembelajar (learning Organization)adalah proses berkelanjutan di dalam suatu organisasi yang menyediakan kelancaran pembelajaran dan pengembangan individu untuk semua pegawai, dengan tetap menjaga transformasi secara terus menerus, pemberdayaan sumber daya manusia organisasi pembelajar (learning organization) yang efektif membutuhkanskills yang harus dimiliki oleh setiap personal untuk membangun organisasi pembelajar. Skills tersebut yakni: personal mastery (berkompeten), mental models (pola mental), shared vision (visi yang sama), team learning (tim pembelajar), dan systems thinking (berpikir sistem), sehingga organisasi pembelajar dapat diwujudkan secara optimal. Organisasi pembelajar yang optimal dapat memberikan dampak positif terhadap prestasi. Pencapaian diri adalah penampilan hasil karya personal baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi.
Pada dasarnya organisasi belajar ini merupakan suatu konsep dimana organisasi harus melewati proses belajar yang terus menerus secara mandiri untuk menghadapi hambatan baik dari dalam maupun dari luar organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Manfaat penting membangun organisasi belajar ini adalah bahwa organisasi mampu menghadapi tantangan perubahan dalam segala aspek lingkungan kehidupan dan menyesuaikan diri dengan perubahan itu agar tetap bertahan dan berkembang, mencapai kinerja yang tinggi dan memenangkan persaingan, dan memperbaiki kualitas dengan memunculkan inovasi.
Tulisan ini dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa peranan Learning Organization sangat penting dalam meningkatkan kinerja untuk memperbaiki dan pencapaian hasil kerja dalam organisasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam tulisan ini:
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini, yakni:
Landasan Teori
Secara sederhana organisasi dapat diartikan sebagai sutu perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peranan tertentu dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan peranannya bersama-sama secara terpadu mencapai tujuan yang yang telah ditentukan bersama.
Menurut Akdon (2009:43-44) Konsep umun Organisasi adalah kesatuan social yang secara sadar dikoordinasikan dengan batasan-batsan yang relative dapat diidentifikasikan dengan terus menerus bekerja sama untuk mencapai tujuan. Berdasarkan konsep umum, terdapat bagian-bagian pokok dalam organisasi, yaitu:
Stephen Robbins (2008:16) menjelaskan bahwa organisasi merupakan suatu kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar yang berfungsi secara relative terus-menerus untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, dapat dikatan bahwa setiap organisasi adalah sebuah proses yang terstruktur yang mana setiap individu berinteraksi dengan yang lainnya untuk berbagai tujuan.
Menurut Peter Senge dalam Edward Russell-Walling (2008;116) organisasi pembelajaran adalah organisasi dimana orang terus-menerus memperluas kapasitasnya untuk menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, dimana pola piker yang baru dan ekspansif dipelihara, dan aspirasi kolektif dterapkan secara bebas, dan dimana orang terus-menerus belajar melihat bersama-sama secara menyeluruh.
Menurut Peter Senge organisasi pembelajaran adalah:
PEMBAHASAN
LEARNING ORGANIZATION (Organisasi Pembelajar)
Sebagai organisasi pembelajar, suatu organisasi harus dapat mendorong para anggotanya untuk terus beradaptasi untuk menghadapi setiap perubahan lingkunagan dan kemajuan yang ada. Peter Senge (1992) menyebutkan untuk menjadi organisasi pembelajar, organiasi dapat mengaplikasikan lima disipin ilmu atau yang sering dikenal dengan The Fifth Discipline, yaitu penguasaan pribadi, membagi visi, model mental, berfikir sitem, dan pembelajaran kelompok.
Dari beberapa definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa organisasi pembelajaran adalah organisasi dimana orang terus-menerus memperluas kapasitas mereka untuk menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, dimana pola baru dan ekspansi pemikiran diasuh, dimana aspirasi kolektif dibebaskan, dan dimana orang terus-menerus belajar melihat bersama-sama secara menyeluruh., untuk meningkatkan kapasitas organisasi dapat ditempuh melalui proses belajar
Karakteristik Organisasi Pembelajaran
Wibowo (2006:351) menyatakan organisas pembelajaran atau learning organization memiliki tiga karakteristik yaitu:
Menurut Kreitner dan Kinicki (2005:472) Organisasi pembelajaran (learning organization) dapat dibagi menjadi tiga komponen yaitu:
Organisasi pembelajaran secara aktif mencoba untuk memasukan ide dan informasi baru pada organisasi tersebut. Organisasi pembelajaran melakukan hal ini dengan cara menyaring lingkungan eksternal, mempekerjakan bakat dan keahlian baru jika diperlukan, dan memberikan sumber daya yang signifikan untuk melatih dan mengembangkan karyawan mereka. Sebagai contoh, Motorola dan Saturn Corpotarion, dua perusahaan yang mengembangkan lingkungan pembelajaran, mengirimkan karyawannya masing-masing ke 40 dan 100 jam pelatihan setiap tahunnya.
Organisasi pembelajaran berjuang untuk mengurangi halangan-halangan structural, proses dan interpersonal terhadap pambagian informasi, ide, dan pengetahuan antar organisasi.
Organisasi pembelajaran berorientasi pada hasil. Organisasi pembelajaran membantu menyumbangkan lingkungan dimana karyawan didorong untuk menggunakan perilaku dan proses operasional baru untuk mencapai tujuan.
Karakteristik organisasi belajar memiliki piranti-piranti yang berbeda dengan organisasi tradisional yang bukan belajar seperti di bawah ini:
Gambar 1
Karakteristik Organisasi Belajar
Karakteristik |
Organisasi Tradisional |
Organisasi Belajar |
Siapa yang belajar? Siapa yang mengajar? Siapa yang ber- tanggungjawab Piranti belajar yang digunakan? Kapan belajar? Kompetensi apa yang dipelajari? Dimana belajar? Waktu? Motivasi? |
Para manajer/karyawan yang ditunjuk Pelatih atau nara sumber dari luar Departemen Diklat Kursus, magang, pelatihan formal, bimbingan, rencana pelatihan Ketika dibutuhkan, saat orientasi atau sesuai kebutuhan Teknik Ruang kelas, tempat kerja Untuk saat ini sesuai kebutuhan Ekstrinsik dan terpaksa |
Seluruh manajer/karyawan dari semua unit kerja Atasan langsung, pelatih dan nara sumber Setiap manajer/karyawan Kursus, magang, rencana belajar, tim, mitra kerja, ukuran kinerja, refleksi pribadi Sepanjang hayat, untuk jangka pnjang Teknis dan manajerial, hubungan pribadi, bagaimana belajar Ruang rapat, saat melakukan pekerjaan, di mana saja Untuk masa yang akan datang Intrinsik dan semangat |
Sumber: Braham, 2003
Berdasarkan teori di atas menggambarkan bahwa Setiap organisasi dituntut untuk memiliki keunggulan bersaing agar dapat tetap bertahan yang didukung dengan intelegensi organisasi untuk mengelola pengetahuan melalui proses belajar berkelanjutan. Organisasi belajar sangat diperlukan terutama dalam menghadapi perubahan lingkungan yang sangat cepat. Pada dasarnya organisasi belajar ini merupakan suatu konsep dimana organisasi harus melewati proses belajar yang terus menerus secara mandiri untuk menghadapi hambatan baik dari dalam maupun dari luar organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
PENUTUP
Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar yang berfungsi secara relative terus-menerus untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi pembelajaran adalah organisasi yang secara proaktif menciptakan, memperoleh, dan mentranfer serta mengubah perilakunya berdasarkan pengetahuan dan wawasannya yang baru.
Organisasi pembelajaran (learning organization) memberikan kontribusi yang positif bagi organisasi tentang pemecahan masalah yang sistematis sebagai aktifitas awal yang menekankan pada filosofi dan metode yang digunakan terhadap peningkatan kalitas, yang dilakukan melalui program pelatihan tehnik pemecahan masalah.
Daftar Pustaka
Akdon, Strategic Management For Educational Management, Alfabeta Bandung, 2009.
Danim, Sudarwan Menjadi komuitas pembelajar Kepemimpinan Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran, Jakarta, Bumi Aksara, 2005
Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo , Perilaku organisasi Edisi5 buku 2, Salemba Empat, Jakarta, 2005
Russell,Edward -Walling, 50 Terobosan Manajemen yang perlu Anda Ketahui, Essensi, PT Erlangga, 2008
Wahab, Abdul Aziz , Anatomi organisasi dan kepemimpinan pendidikan, Alfabeta Bandung, 2008
Wibowo, Manajemen Perubahan edisis kedua, PT Raja Gravindo Persada, Jakarta, 2006
Sumber :
Penulis : Hasnawaty
Editor :